Berpulangnya Penjaga Dua Kota Suci
BERPULANGNYA PENJAGA DUA KOTA SUCI
Oleh
Ustadz Ali Musri Semjan Putra Lc, MA
Segala puji bagi Allah yang di tangan-Nya seluruh kekuasaan, bila Dia berkehendak tiada seorang pun dari makhluk yang bisa menolaknya. Sholawat dan salam kepada nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah menyuruh kita untuk bersabar tatkala ditimpa musibah, berkata Anas bin Malik Radhiallahu ‘anhu, “tiada musibah yang lebih besar dari kematian Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian besar kecilnya suatu musibah yang menimpa umat diukur dengan besar kecilnya perjuangan yang dilakukan seseorang tersebut untuk agama dan umatnya.” Disebutkan dalam sebuah peribahasa: “Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan jasa”.
Pada hari senin tanggal 1 Agustus 2005 umat Islam telah kehilangan seorang yang menjadi kebanggaan mereka, yang telah berjasa dalam memperjuangkan agama dengan segala usaha dan upaya, satunya-satunya penguasa di dunia saat ini yang menjadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai dasar dan pandangan hidup bernegaranya serta menjadikan tujuan kekuasaannya untuk tegaknya bendera tauhid di seluruh pelosok penjuru dunia. Semoga Allah menempatkan arwah beliau di tempat yang layak di sisi-Nya. Amiin…
Tulisan ini tidak bertujuan untuk meratapi kepergian sang Raja yang mulia, akan tetapi untuk mengingatkan orang-orang yang melupakan jasa-jasa beliau atau pura-pura lupa akan kebaikan beliau serta sebagai sugesti dan motivasi bagi para penguasa dan pemimpin yang ingin mencapai kesuksesan dalam kekuasaannya. Apa yang harus mereka jadikan pedoman dan landasan dalam membangun masyarakat yang madani dan beriman untuk mencapai sebuah kemakmuran dan kesentosaan serta keadilan? Jawabannya hanya satu yaitu menjadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai landasan kehidupan bernegara dan bermasyarakat sebagaimana telah dibuktikan sendiri oleh sang Raja yang mulia dalam kekuasaannya. Di saat orang berbondong-bondong mengusung slogan-slogan yang datang dari barat, beliau dengan teguh mempertahankan kekuasaan beliau di atas Al-Quran dan Sunnah, sekalipun ancaman datang dari luar dan dalam. Semoga Allah menjaga kekuasaan yang beliau bangun dari berbagai ancaman dan bencana serta pengkhianatan. Berikut ini kita ingin menyimak sekilas tentang kehidupan dan perjuangan beliau.
BIOGRAFI PENJAGA DUA KOTA SUCI
Nama : Fahd bin Abdul Aziz bin Abdurrahman bin Faishal bin Turky bin Abdullah bin Muhammad bin Saud, dari suku Bani Hanifah. Lahir di kota Riyadh tahun 1922M (1338H).
Pendidikan : Sejak kecil beliau menerima pendidikan langsung dari orang tua beliau, ikut dalam berbagai peristiwa penting yang dialami orang tua beliau dalam mempersatukan jazirah arab di bawah kekuasaannya, sehingga kepribadian orang tua beliau sangat menonjol dalam diri beliau mulai dari sifat pemurah, tawadhu dan pemberani serta ketangkasan dalam mengatur kekuasaan.
Di samping itu beliau juga menerima pendidikan dari jalur resmi, pendidikan dasar di Sekolah Kerajaan yang bertempat di Riyadh kemudian melanjutkan ke Ma’had Ilmy (Lembaga Ilmu Islam) di Makkah Al Mukarramah. Kemudian beliau memperdalam ilmu dengan banyak membaca buku-buku ulama salaf ataupun buku-buku yang berbicara tentang tokoh-tokoh pemimpin dunia di samping ikut menghadiri berbagai pertemuan penting yang dilakukan orang tua beliau, Raja Abdul Aziz, begitu pula dalam kepemimpinan kakak-kakak beliau. Banyak sekali jabatan penting yang pernah beliau pangku sebelum dinobatkan menjadi Raja, di antaranya:
- Pada tahun (1373H) diangkat sebagai Menteri Pendidikan di masa kekuasaan kakak beliau Saud bin Abdul Aziz. Dalam masa ini beliau melakukan berbagai pembaharuan dalam bidang pendidikan.
- Pada tahun (1382H) diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri. Dalam masa ini beliau melakukan berbagai pembaharuan pula dalam bidang pemerintahan dan keamanan.
- Ketika dinobatkannya kakak beliau Faisal sebagai Raja. Ia diangkat menjadi penasihat beliau.
- Kemudian pada tahun (1387H) diangkat sebagai wakil perdana menteri di samping menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.
- Pada masa kekuasaan kakak beliau Raja Khalid tepatnya tahun (1395 H) beliau dinobatkan sebagai Putra Mahkota.
- Kemudian pada tanggal 21 Sya’ban tahun (1402H) seluruh anggota keluarga kerajaan dan rakyat menobatkan beliau sebagai Raja. Selama beliau menjadi raja banyak sekali yang beliau lakukan bukan hanya untuk rakyat Saudi semata tetapi untuk kaum muslim di berbagai pelosok penjuru dunia.
Dalam tulisan yang singkat ini kita mencoba mengupas sekilas tentang perjuangan beliau untuk kaum muslimin dalam berbagai bidang di berbagai pelosok penjuru dunia terlebih khusus buat saudara-saudara beliau yang seiman di Nusantara. Adapun mengenai perjuangan beliau untuk rakyat beliau yang berada di bawah kekuasaan beliau langsung, tidak kita kupas karena itu sudah jelas sebagai kewajiban beliau dan suatu keharusan yang pasti beliau lakukan dengan penuh tanggung jawab, bila perhatian beliau terhadap saudara-saudara beliau yang di luar kekuasaan beliau sangat begitu besar apa lagi untuk rakyat beliau sendiri yang menjadi tanggung jawab beliau.
Kalau kita ambil saja sebagai contoh dalam bidang dakwah dan pendidikan tidak ada bandingnya dengan negara manapun. Pendidikan dan dakwah dari hal yang sekecil-sekecilnya sampai kepada hal yang sebesar-besarnya menjadi perhatian dan tanggung jawab pemerintah sepenuhnya. Contoh dalam bidang pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi gratis termasuk buku-buku panduan dibagikan secara gratis dan yang lebih istimewa lagi seluruh mahasiswa perguruan tinggi negeri diberi beasiswa paling sedikit 850 riyal setiap bulan. Untuk kegiatan dakwah yang formal seluruhnya ditanggung pemerintah mulai dari fasilitas dan dana. Sebagai contoh seluruh mesjid operasionalnya atas tanggungan pemerintah mulai dari gaji imam, muazin, kebutuhan listrik dan air. Begitu pula ulama dan para da’i sangat mendapat perhatian khusus dari penguasa dalam hal kesejahteraan mereka. Di antara nikmat yang amat besar bagi rakyatnya adalah bersihnya kehidupan mereka dari segala bentuk praktek kesyirikan, takhayul, khurafat dan bid’ah. Begitu pula badan-badan sosial yang berkecimpung dalam kegiatan dakwah dan kemasyarakatan selalu mendapat sumbangan dan suntikan dana dari pemerintah. Apa yang kita sebutkan belum secuil dari apa yang beliau lakukan untuk rakyat beliau.
Yang ingin kita bicarakan dalam tulisan singkat ini adalah sekilas tentang perjuangan dan usaha-usaha beliau dalam menegakkan agama yang benar serta keaktifan beliau dalam memperhatikan nasib saudara-saudara beliau yang seiman di berbagai pelosok belahan dunia terlebih khusus di negeri kita yang tercinta.
Kita ambil sebagai contoh dalam hal ini beberapa bidang terpenting saja:
BIDANG SOSIAL DAN DAKWAH
1. Mendirikan dan membantu pembangunan mesjid dan musholla serta bantuan fasilitas penunjang seperti karpet dan sajadah di berbagai negara dan kota internasional terutama di negara-negara yang minoritas muslim. Jumlah mesjid yang dibangun di berbagai belahan benua menurut salah satu sumber lebih dari 1500 mesjid. Setiap mesjid dilengkapi fasilitas penunjang seperti : tempat wudhu, ruang belajar, pustaka, ruang pertemuan, ruang perkantoran dan lain-lain.
Diantara mesjid tersebut adalah:
• Mesjid raya Raja Abdul Aziz di Tunisia
• Mesjid raya Raja Faishal di Tasyat
• Mesjid raya Bamako Mali
• Mesjid raya Raja Faishal di Guinea Konakre
• Mesjid raya Yawandy di Kamerun
• Mesjid raya kota Sukudy, Togo
• Mesjid raya Cina di Tibet
• Mesjid raya Raja Fahd di kota Yanovic Rusia
• Mesjid raya Ottawa di Kanada
• Mesjid raya Umar bin Khatab di Los Angeles
2. Mendirikan dan membantu pembangunan madrasah dan pesantren di berbagai negara yang terdapat di pelosok dunia.
3. Pengiriman da’i-da’i ke berbagai negara Islam terutama negara yang berpenduduk minoritas muslim. menurut data Kementrian Urusan Agama Arab Saudi jumlah Mereka mencapai 5000 orang.
4. Memberi tunjangan kepada da’i-da’i yang tersebar di berbagai negara-negara Islam yang sedang berkembang atau di bawah garis kemiskinan.
5. Mencetak kitab-kitab ulama kemudian membagikannya kepada para ulama dan da’i serta pencinta ilmu di dalam dan luar Arab Saudi. Sepeti kitab Majmu’ Fatawa, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah yang jumlahnya 37 jilid, kitab Al Mughny karangan Ibnu Qudamah yang jumlah 15 jilid dan banyak lagi yang lainnya.
6. Mendirikan Pusat Kajian Islam (Maktab Jaaliyyat) di berbagai kota dan pelosok Saudi untuk para pendatang dari berbagai negara yang bekerja di Arab Saudi. Terutama di kota-kota industri dan perdagangan seperti Jeddah, Riyadh, Madinah, Jizan, Hail, Yanbuk, Qasim dan lain-lain.
7. Memberi bantuan kepada negara-negara Islam yang sedang ditimpa bencana alam dan peperangan seperti yang baru-baru ini bencana gempa yang menimpa Turki, Iran dan bencana Tsunami di Aceh. Begitu pula bantuan bagi rakyat Afghanistan dan Irak pasca gempuran Amerika.
8. Pengiriman daging kurban pada setiap musim haji ke negara-negara Islam yang berada di bawah garis kemiskinan.
9. Pengiriman bantuan ifthor (buka puasa) di bulan Ramadhan ke berbagai negara Islam serta negara yang minoritas muslim. Begitu pula di sekitar dua mesjid kota suci disediakan pula perbukaan bagi para penziarah (umrah). Namun pada akhir-akhir ini pembagian makanan tersebut berlanjut sampai pada hari-hari biasa sekalipun, di sekitar mesjid Nabawy sering penulis saksikan antrian panjang para buruh bangunan menunggu bagian Mereka masing-masing. Semua operasionalnya dari dana pribadi sang Raja yang telah berpulang itu.
BIDANG PENDIDIKAN
1. Mendirikan sekolah-sekolah tinggi di berbagai negara Islam dan kota internasional terutama negara yang minoritas muslim, di antaranya:
• Kuliyyah Syari’ah dan Bahasa Arab di Emirat Arab
• Lembaga Pengetahuan Islam Dan Arab di Mauritania
• Lembaga Pengetahuan Islam Dan Arab di Jakarta
• Lembaga Islam Dan Arab di Jepang
• Lembaga Islam Dan Arab di Jibuti
• Lembaga Pengetahuan Islam Dan Arab di Washington
• Akademi Islam di Washington berdiri pada tahun 1984
• Akademi Raja Fahd di London berdiri pada tahun 1985
• Akademi Raja Fahd di Moskow
• Akademi Raja Fahd di Bonn Jerman berdiri pada tahun 1995
• Akademi Islam Behach
• Ma’had Islami di Senegal
2. Memberikan beasiswa bagi anak-anak muslim dari berbagai negara Islam dan negara yang minoritas muslim untuk belajar di berbagai perguruan tinggi di Arab Saudi. Jumlah Universitas Saudi yang menampung siswa asing sekitar enam Universitas. Kita ambil sebagai contoh Universitas Islam Madinah yang merupakan universitas yang jumlah mahasiswa asingnya paling dominan dibanding universitas-universitas lainnya. Persentasenya mencapai 65% dari 140 negara. Mahasiswa Indonesia menempati urutan kedua setelah Nigeria. Jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di berbagai Universitas Saudi lebih kurang sekitar 200 orang. Seluruh mahasiswa asing yang belajar di Saudi setiap libur musim panas diberi tiket gratis untuk pulang ke negara Mereka masing-masing. Silakan pembaca menghitung berapa besar biaya yang disumbangkan untuk mereka.
3. Pengiriman dosen-dosen untuk perguruan tinggi di berbagai negara Islam dan negara yang minoritas muslim. menurut data Kementrian Pendidikan jumlah mereka mencapai 2372 orang.
4. Mendirikan Pusat Kajian Islam (Islamic Centre) di berbagai negara dan kota besar dunia, terutama negara yang minoritas muslim. jumlahnya mencapai sekitar 210 buah, diantaranya:
• Islamic Centre Abuja di Nigeria
• Islamic Centre Raja Fadh di kepulauan Maldef
• Islamic Centre Tokyo Jepang
• Islamic Centre Seoul, Korea
• Islamic Centre Raja Syahi Bangladesh
• Islamic Centre Delft Belanda
• Islamic Centre Munich, Jerman
• Islamic Centre Evry Prancis
• Islamic Centre Jenewa Swiss
• Islamic Centre Madrid Spanyol
• Islamic Centre Roma Italia
• Islamic Centre Washington
• Islamic Centre New York
• Pusat Kebudayaan Islam Chicago
• Islamic Centre Los Angeles
• Islamic Centre Ottawa Kanada
• Islamic Centre Brasil
• Islamic Centre Victoria Australia
• Islamic Centre New Zaeland
5. Mengirim dosen-dosen universitas ke berbagai negara Islam dan negara yang minoritas muslim, untuk mengadakan daurah-daurah ilmiah (Kajian Islam Intensif). Menurut data yang di sebutkan oleh salah satu sumber untuk Universitas Islam Madinah saja telah melakukan Daurah ilmiah semenjak tahun 1419 H sampai tahun 1422 H di 29 negara. Di Indonesia diadakan sebanyak 16 kali. Belum terhitung dauroh yang dilakukan oleh universitas-universitas Saudi lainnya di berbagai negara.
BERPARTISIFASI AKTIF DALAM SEGALA PERSOALAN YANG MENIMPA KAUM MUSLIMIN DI SELURUH BELAHAN PELOSOK DUNIA.
1. Perhatian khusus untuk perjuangan rakyat Palestina, tidak terhitung pengorbanan yang beliau lakukan, baik yang bersifat moril maupun materil, tidak ada penguasa yang paling banyak berkorban untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina seperti yang beliau lakukan. Tidak salah kita katakan bahwa beliau menduduki peringkat pertama dalam hal ini di atas petinggi-petinggi arab lainnya.
2. Membantu perjuangan rakyat Afghanistan dalam melawan penjajahan komunis, dalam hal ini tidak hanya sebatas bantuan moril dan materil tetapi termasuk bantuan mujahidin, Raja yang bijaksana ini membuka kesempatan kepada anak muda negerinya untuk membantu saudara-saudaranya yang sedang berjuang melawan komunis, namun setelah komunis terkalahkan perjuangan berakhir dengan pertikaian antar kelompok yang berjuang yang akhirnya Raja yang bijak ini memanggil kepala setiap kelompok pejuang ke Makkah Al Mukarramah dan mengambil sumpah mereka dalam Ka’bah agar Mereka menghentikan pertikaian antara mereka.
3. Fasilitator perdamaian Irak-Kuwait, ketika Saddam mencaplok Kuwait, saat itu pula Raja yang bijak ini memperlihatkan kepiawaiannya dalam mengatasi kondisi yang mencekam waktu itu. Yang mana Saddam akan melanjutkan agresinya untuk merebut kekuasaan Al Saud. Di samping beliau sibuk menampung pengungsi dari Kuwait beliau dihadapkan pula pada persoalan yang lebih penting yaitu menghadapi agresi Saddam. Seketika itu beliau meminta fatwa ulama dalam hal meminta bantuan kepada non muslim dalam hal mempertahankan negeri dari kezholiman saudara yang seagama. Setelah melalui pertimbangan yang begitu matang baik dari segi syar’i maupun siyasah (politik) para ulama mengeluarkan fatwa tentang dibolehkannya meminta bantuan kepada non muslim dalam hal menghentikan kezholiman yang dilakukan oleh saudara yang seagama. Apalagi negara tetangga Saudi Arabia waktu itu tidak satu pun yang mendukung kekuasan Al-Saud, bahkan mereka memberi bantuan moril kepada presiden Irak yang nyata-nyata melakukan kezholiman saat itu.
Namun sekelompok kecil dari generasi muda menentang kebijakan yang dilakukan Sang Raja berdasarkan fatwa para ulama itu. Ketika itu persoalan bertambah rumit lagi. Saat itu para generasi muda menyebarkan berbagai fitnah terhadap penguasa dan ulama. Namun raja yang bijak ini menghadapinya dengan pandangan yang jernih tidak membuatnya untuk berbuat sesuatu yang di luar aturan agama. Setelah Saddam kembali meninggalkan Kuwait. Suara-suara sumbang masih terdengar dari sekelompok generasi muda, beliau dituduh meminta bantuan orang kafir untuk membunuh saudara-saudara seiman. Padahal yang terjadi adalah sebaliknya beliau meminta bantuan orang kafir untuk menghentikan pembunuhan sesama muslim serta untuk melindungi kekuasaan beliau, satu-satunya negara yang berdasarkan Al Quran dan Sunnah sebagai simbol Islam yang tegak di muka bumi ini.
Kenyataan yang amat mengejutkan adalah justru dibalik itu semua terdapat hikmah yang amat besar di antaranya adalah begitu banyaknya tentara Amerika yang masuk Islam. Pengakuan salah seorang komandan angkatan perang Arab Saudi bahwa mereka lebih sibuk menghadapi orang-orang Amerika yang ingin masuk Islam dari pada menghadapi kemungkinan serangan Saddam. Kalau saja Saddam berhasil menguasai Arab Saudi pada saat itu tentu akan lenyap satu-satunya kekuasaan yang berlandaskan Islam di muka bumi ini.
4. Membantu perjuangan rakyat Bosnia dari kekejaman Serbia. Saat dunia diguncang oleh pekikkan wanita dan bayi-bayi Bosnia yang disembelih oleh Serbia dengan spontan raja yang mulia ini bersama rakyatnya mengumpulkan dan mengirimkan segala bentuk bantuan, baik berupa uang tunai, bantuan pangan dan pakaian serta tenaga medis dan obat-obatan. Sebagaimana yang dilakukan oleh negara-negara Islam lainnya. Tetapi apa yang diberikan oleh sang Raja beserta rakyatnya tiada bandingannya dalam kualitas dan kuantitas.
5. Membantu pengungsi muslim Kashmir yang diusir pasukan India. Mulai dari bantuan pangan, pakaian serta obat-obatan dan lain-lain.
PELAYANAN KENYAMANAN BAGI PENGUNJUNG DUA KOTA SUCI.
- Perluasan mesjid dua kota suci serta mesjid-mesjid lain yang dikunjungi kaum muslimin saat musim haji dan umrah seperti mesjid Quba, mesjid Qiblatain, mesjid Miqat Bir Ali, mesjid Namirah, mesjid Masy’aril Haram, mesjid Khaif. disamping bangunan yang begitu megah segala fasilitas pun tersedia. Saat kita berada di dua kota suci ini betapa kenyamanan amat kita rasakan sekali bahkan hal yang sekecil-kecilnya menjadi perhatian pemerintah. Khusus untuk Masjid Nabawi, air zam-zam diangkut dengan armada dari kota Makkah, tidak hanya untuk keperluan mesjid semata tapi masyarakat umum kota Madinah pun bisa mengambilnya untuk minuman mereka sehari-hari.
- Pelayanan kenyamanan dalam berbagai tempat yang ditempuh dalam rute pelaksanaan haji atau tempat ziarah seperti pembangunan jalan, penerangan jalan, pemancar air di Arafah ketika musim panas, tersedianya WC dan tempat berwudhu sepanjang perjalanan dari Arafah sampai ke Mina. Pembangunan tenda-tenda haji yang anti api di Mina dan lain-lain.
- Khusus pada musim haji segala kekuatan dan kemampuan dikerahkan untuk melayani tamu-tamu Allah mulai dari tim keamanan, kesehatan dan panduan haji. Di samping itu tersedia pula tim khusus untuk mengantarkan jamaah yang tersesat, pulang ke tempat pemondokan mereka. Ditambah lagi pembagian buku-buku agama secara cuma-cuma kepada seluruh tamu-tamu Allah yang diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Tidak hanya sampai di situ, pembagian makanan pun dilakukan bagi tamu-tamu Allah langsung dibagikan ke pemondokan jamaah. Begitu pula di sepanjang rute perjalanan haji mulai dari pagi hari tangal 9 Dzulhijjah sampai tanggal 10 Dzulhijjah berjejer troli-troli membagikan berbagai bentuk minuman dan makanan sebagai sumbangan dari uang pribadi beliau sendiri.
PENDIRIAN PERCETAKAN AL-QUR’AN DI KOTA MADINAH.
Pada tahun 1405 H selesai pembangunan kompleks percetakan Al Qur’an di kota Madinah yang dilengkapi dengan segala fasilitas yang mutakhir. Seluruh biaya mulai dari pembangunannya sampai segala bentuk operasional sehari-hari atas dana beliau pribadi. Pada tahun 1420 H jumlah eksemplar Al Qur’an yang dicetak sekitar 153 juta eksemplar dan telah dibagikan secara cuma-cuma kepada kaum muslimin di berbagai pelosok dunia sekitar 121 juta eksemplar. Kemudian Terjemahan Al Qur’an dalam berbagai bahasa dan dialek, pada tahun 1420 H telah diterjemahkan dalam 30 bahasa dan dialek. Jumlah Al Qur’an Terjemahan yang telah dibagikan kepada kaum muslimin di berbagai negara secara cuma-cuma sekitar 16 juta eksemplar. Percetakan Al Qur’an tidak hanya bergerak dalam bidang mencetak Al Qur’an dan terjemahannya semata tetapi juga bergerak dalam bidang mencetak kitab-kitab ulama dan bidang terjemahan buku-buku agama yang selanjutnya dibagikan kepada pencinta ilmu baik yang berada dalam Arab Saudi maupun di luar Arab Saudi.
CUPLIKAN PIDATO RAJA YANG MULIA
Melalui cuplikan pidato Raja, kita akan melihat secara dekat dan nyata bagaimana kepribadiannya yang sesungguhnya tentang kepahaman beliau tentang agama dan aqidah yang benar. Mari kita simak ketika beliau mengukuhkan undang-undang majelis syura tanggal 27/8/1412 H beliau menyatakan bahwa kerajaan yang beliau pimpin tegak di atas jalan yang jelas yaitu Islam, sebagaimana ungkapan beliau: “Sesungguhnya negara ini berdiri di atas jalan yang jelas dalam politik, hukum dan dakwah serta ikatan persatuan yaitu Islam baik aqidah maupun syari’ah”.
Ungkapan beliau lagi pada pembukaan tahun kerja kedua majelis syura tanggal 5/3/1419 H: “Sesungguhnya negara anda yang telah berdiri lebih dari 250 tahun dan bersatu lebih dari 70 tahun telah menjadikan kitabullah (Al Qur’an) dan Sunnah Rasulullah sebagai undang-undang dasar dan garis besar haluan negara, hal ini mewarnai pergaulan dan hubungan kita dengan negara-negara lain. Dan kita akan tetap (dengan izin Allah) berpegang teguh dengan aqidah Islam. Karena kita tahu bahwa dengan demikian kita akan tetap dalam kemuliaan dan kejayaan serta selalu mendapat pertolongan Allah, Maha Benar Allah ketika berfirman: “Sesungguhnya Allah akan menolong orang-orang yang selalu menolong-Nya”.
Beliau ungkapkan pula dihadapan para utusan yang memberikan ucapan selamat atas pembebasan Kuwait tanggal 19/8/1411 H: “Semua kita tahu bagaimana umat Islam terjajah pada masa lampau baik di semenanjung Arab atau Afrika, ataupun Asia dan tempat-tempat lainnya, sebabnya adalah karena kecintaan pada kehidupan dan kesenangan duniawi telah mengalahkan diri kita dari berpegang kepada aqidah”. Beliau tambahkan: “Aku berjanji pada Allah untuk menjadikan Aqidah Islam sebagai asas dan fondasi serta tempat bertolak, dan apa yang bertentangan dengannya tidak akan kita perhatikan dan tidak pula akan kita ikuti”. Pada kesempatan yang sama beliau nyatakan dihadapan para tamu dan masyarakat beliau: “Kita saksikan di berbagai pelosok dunia dan di setiap tempat telah berdiri mesjid dan perpustakaan Islam serta tersebarnya dakwah Islam. Fenomena ini menurut keyakinan saya sebagai bukti bahwa dunia telah mencoba segala bentuk pemikiran dan undang-undang untuk mengatur kehidupan manusia baik secara umum maupun khusus. Dari sini orang-orang mengetahui bahwa aqidah Islam adalah sebaik-baik jalan. Karena di dalamnya terkumpul segala bentuk fasilitas kebaikan dunia dan akhirat. Barang siapa yang menginginkan kebaikan di dunia dan di akhirat kelak maka berpegang teguhlah dengan kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya”.
Demikianlah sekelumit cuplikan kalimat-kalimat beliau yang penuh makna.
KESAN DAN PESAN DARI PENULIS.
Selama penulis menumpang hidup di salah satu sudut kekuasaan Sang Raja Yang Bijak ini, tepatnya di kota Madinah Al Munawwarah banyak sekali kesan indah dan kenangan manis yang penulis rasakan sendiri maupun yang penulis saksikan. Betapa tidak, karena barokah yang selalu diberikan Allah bagi umat yang berpegang teguh dengan agamanya. Sudah lebih dari sepuluh tahun lamanya penulis menikmati kemakmuran di negeri orang. Mulai dari semenjak program S-1 sampai sekarang pada tingkat penyelesaian S-3 di Universitas Islam Madinah. Mulai dari awal dari keberangkatan diberi tiket gratis sampai kedatangan semuanya telah tersedia di kamar yang akan ditempati oleh mahasiswa baru mulai dari kasur yang berseprai lengkap dengan selimut ditambah lagi meja belajar dengan ruangan yang ber-AC. Setiap bulan kami menerima bea siswa sebanyak 850 rial. Setiap hari kami diantar jemput untuk ke masjid Nabawi oleh bus kampus. Setiap sekali setahun diberi uang pustaka yaitu berupa dana untuk membeli buku-buku kuliah sebanyak 800 rial. Kemudian setiap libur tahunan musim panas kami diberi tiket untuk berlibur ke negara masing-masing.
Jumlah Mahasiswa asing di Universitas Madinah sekitar 4000 orang ditambah Mahasiswa Saudi sekitar 2500 orang. Ini baru untuk satu universitas belum terhitung yang terdapat di universitas-universitas lain serta cabang-cabangnya baik di dalam Saudi maupun di luar negeri. Menurut hemat penulis di negara manapun tidak akan kita dapatkan perhatian seperti ini, apa lagi di negara kita sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari tidak kita temukan praktek kesyirikan dan bid’ah maupun maksiat secara terang-terangan. Karena bila diketahui akan menerima hukuman yang sepantasnya. Bila berobat, ke rumah sakit gratis. Di sana-sini sering kita mendapatkan bantuan buku-buku. Khusus di bulan Ramadhan suasana lebih istimewa lagi, kita akan ditarik-tarik para penyaji buka puasa di masjid Nabawi supaya menyantap perbukaan mereka, anak-anak kecil merayu kita untuk mendatangi hidangan perbukaan mereka. Tepat di sebelah kiri mesjid Nabawi arah timur kota Madinah di sana terbentang hidangan perbukaan atas dana pribadi sang raja yang telah berpulang.
Kalau kita jalan-jalan ke pasar kita akan lumrah melihat terong sebesar kepala anak kecil, anggur yang sebesar ibu jari, cabe yang panjangnya 20 cm. Begitu pula ikan yang sebesar anak berumur 5 tahun, harga untuk satu ikat ikan atau satu ekornya kadangkala mencapai 500 rial atau lebih, bila dirupiahkan sekitar satu juta lebih. Sering penulis bertanya pada diri sendiri kenapa negeriku yang subur tidak pernah bertemu hal seperti ini…!?.
Ini adalah bukti nyata dari firman Allah:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
“Jikalau penduduk suatu negeri mau beriman dan bertaqwa, Sungguh Kami akan bukakan pintu rezki bagi Mereka dari langit dan bumi“. [al-A’raaf/7 : 96]
Saat maraknya isu teroris Sang Raja tidak gegabah dalam mengambil kebijaksanaan. Tidak pernah ada pelarangan terhadap para da’i dan ulama dalam berdakwah bahkan sebaliknya justru mesjid-mesjid diramaikan dengan kajian-kajian tentang aqidah, seminar-seminar digalakkan di kampus-kampus Universitas. Karena Sang Raja memiliki ilmu agama yang cukup dalam mengkaji masalah tersebut. Bahkan beliau telah mengantisipasi akan hal tersebut, dengan mencabut kewarganegaraan Usamah bin Laden sekalipun Amerika mengkritik keras kebijakan Sang Raja pada saat itu. Dan pada akhirnya Amerika menuai benih yang Mereka tabur sendiri, terlepas dari benar atau tidaknya tentang opini yang diciptakan Amerika tentang Bin Laden. Lain halnya di berbagai belahan dunia para da’i dan pemuda muslim sering menjadi korban penculikan tanpa perlu ada bukti yang otentik.
Kesan yang tatkala pentingnya adalah terbuktinya kebohongan dan propaganda yang dibikin oleh musuh Islam dan kelompok-kelompok yang berseberangan dengan paham Ahlussunnah wal Jam’ah seperti tuduhan orang yang suka dusta dan memfitnah bahwa teroris diciptakan oleh negara Saudi sendiri. Begitu pula tuduhan tentang bahwa Saudi berpaham Wahabi. Sudah sepersepuluh abad lebih penulis berada di Arab Saudi tidak pernah menemukan indikasi ke arah seperti yang dituduhkan tersebut. Bahkan seluruh buku-buku aqidah tidak pernah luput dari membongkar kesesatan teroris (Khawarij dan Mu’tazilah). Begitu pula tuduhan tentang faham Wahabi bahwa mereka tidak menghormati para wali Allah atau dianggap membuat mazhab yang kelima. Pada kenyataannya semua buku-buku yang dipelajari dalam seluruh jenjang pendidikan adalah buku-buku para wali Allah dari berbagai mazhab.
Penulis sebutkan di sini buku-buku yang menjadi panduan di Universitas Islam Madinah.
Untuk Mata Kuliah Aqidah
- kitab Syarah Aqidah Thawiyah karangan Ibnu Abdil ‘Iz Al Hanafi
- Fathul Majiid karangan Abdurahman bin Hasan Alu Syeikh.
- Ditambah sebagai penunjang Al Ibaanah karangan Imam Abu Hasan Al Asy’ari
- Al Hujjah karangan Al Ashfahany Asy Syafi’i
- Asy Syari’ah karangan Al Ajurry,
- Kitab At Tauhid karangan Ibnu Khuzaimah
- Kitab At Tauhid karangan Ibnu Mandah dan lain-lain.
Untuk Mata Kuliah Tafsir
- Tafsir Ibnu Katsir Asy Syafi’i,
- Tafsir Asy Syaukany,
- Ditambah sebagai penunjang Tafsir At Thobary,
- Tafsir Al Qurthuby Al Maliky,
- Tafsir Al Baghawy As Syafi’i dan lain-lain.
Untuk Mata Kuliah Hadits
- Kutub As Sittah beserta Syarahnya
- Fathul Baari karangan Ibnu Hajar Asy Syafi’i,
- Syarah Shahih Muslim karangan Imam An Nawawy Asy Syafi”i, dan lain-lain
Untuk Mata Kuliah Fikih
- Bidayatul Mujtahid karangan Ibnu Rusy Al Maliky,
- Subulussalam karangan Ash Shan’any,
- Ditambah sebagai penunjang: Al Majmu’ karangan Imam An Nawawy Asy Syafi”i,
- Kitab Al Mughny karangan Ibnu Qudamah Al Hambaly dan lain-lain.
Kalau ingin untuk melihat lebih dekat lagi tentang kitab-kitab yang menjadi panduan mahasiswa di Arab Saudi silakan berkunjung ke perpustakaan Universitas Islam Madinah atau perpustakaan masjid Nabawi, di sana akan terbukti segala kebohongan dan propaganda yang dibikin oleh musuh Islam dan kelompok-kelompok yang berseberangan dengan paham Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tuduhan teroris dan wahabi.
Melalui tulisan singkat ini penulis ingin berpesan kepada saudara-saudaraku yang seiman baik sebagai penguasa maupun sebagai rakyat biasa, marilah kita bina kehidupan kita sehari-hari mulai dari urusan pribadi sampai kepada urusan negara sesuai dengan ajaran agama kita, sejauh mana kita melalaikan ajaran agama kita sejauh itu pula impian kebahagiaan akan jauh dari kita.
Selanjutnya sebagai tanda syukur kita kepada Allah, kita berkewajiban untuk mendo’akan Sang Raja yang telah berpulang. Sebagaimana diperintahkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
مَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوْهُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُوْنَهُ فَادْعُوْا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوْهُ
“Barangsiapa yang melakukan suatau kebaikan padamu, hendaklah kamu membalasnya, jika kamu tidak memiliki sesuatu untuk membalasnya maka do’akanlah orang tersebut, sampai kamu merasa sudah terbalas“. [HR. Abu Daud no: 1672].
Dalam sabda yang lain beliau katakan:
مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ
“Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah“. [HR.Tirmidzy no: 1954].
Wallahu a’lam, Shalawat dan salam untuk Nabi kita Muhammad Shallallahu’ alaihi wa sallam, penutup segala nabi, serta untuk para sahabat dan keluarganya.
Kota Madinah 6 Agustus 2005
[Judul asli tulisan, Berpulangnya Penjaga Dua Kota Suci Yang Dipertuan Agung Raja Fahd bin Abdul Aziz Al Saud, Penulis DR. Ali Musri Semjan Putra Lc, MA. Sekarang ini sebagai Ketua Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi’i (STDIIS) Jember, Jl. MH. Thamrin, Gang Kepodang no. 5, Jember – Jawa Timur]
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/3919-berpulangnya-penjaga-dua-kota-suci.html